Pernahkan anda mengalami musibah yang amat dasyat, misalnya tertabrak sehingga seumur hidup harus berada di kursi roda, atau kandung kencing anda harus diangkat sehingga anda harus kencing lewat selang yang ditaru diperut dan air seni anda ditampung di kantong plastik yang direkatkan di perut anda?
kiamatkan kah anda? jawabnya tidak, karena ada pasien saya yang hidupnya selalu optimis tak pernah keliatan sedih, walaupun harus kencing di plastik yang direkatkan diperut, dan harus diganti 3 kali sehari. dia tetap bekerja, punya warung kecil dijalanan, dari hanya 1 warung jadi 4 warung.
Lance Armstrong misalnya… Atlet sepeda, mengalami sebuah mimpi buruk yang bisa dialami oleh seorang manusia, vonis kanker. Ketika dokter memvonisnya dengan kanker prostat stadium 3. Saat itu, ia merasa bahwa ini adalah sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan, ketika semua cita-citanya dirasakannya hancur berkeping keping.
Kiamat. Itu yang dirasakan oleh seorang Lance Armstrong… tapi tangis dan penyesalan hanya bertahan sebentar, ia memutuskan untuk menjalani hidupnya, berobat bukan sebagai orang sakit, tetapi sebagai seseorang yang masih memiliki harapan. Inilah yang membuat proses kemoterapinya mengalami kemajuan pesat.
Saat-saat penantiannya, ditengah rasa sakit dan terapinya, dia berbaring di tempat tidurnya dan di dalam pikirannya melatih performanya dalam bersepeda. Dia membayangkan dirinya sendiri melalui semua proses yang terjadi. Dia membayangkan melihat tubuhnya mengayuh sepeda; dia merasakan sentuhan tangannya memegang stang sepedanya. Dia membayangkan semua performanya secara sempurna – melihat dirinya sendiri di dalam pikirannya, melalui semua maneuver-manuver sepedanya dengan baik, lengkap, dan percaya diri. Ia melihat dirinya sendiri sebagai seorang pemenang, yang melalui garis finish sebagai orang pertama.
Hasil dari semua itu? Sebuah performa yang sempurna, ditunjukkan dengan kemenangannya dalam Tour de Franc 7 kali berturut-turut, segera setelah dokter menyatakan kesembuhannya.
Anda jangan takut akan musibah dan cobaan, anda bisa merasakan sedih, tapi jangan belarut-larut, fokuskan diri pada masa depan, jangan pada penyakit atau musibah, cam kan dalam hati bahwa hidup anda begitu berharga buat diri dan keluarga, maupun orang lain.