Sabtu, 16 Mei 2009

PSIKOFARMAKA DAN PSIKOSOMATIK


PSIKOFARMAKA DAN PSIKOSOMATIK
RESUME DARI: INTERNA UI S. Budihalim, D. Sukatman, E. Mudjaddid

Terapi penyakit psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara. Komponen-komponen yang harus dibedakan, ialah:
1. Terapi somatic
Hanya bersifat somanya saja dan pengobataN ini bersifat simtomatik
2. Psikoterapi dan sosioterapi
Pengobatan dengan memperhatikan factor psikisnya atau kepribadian secara keseluruhan.
3. Psikofarmakoterapi
Pengobatan psikosomatik dengan menggunakan obat-obat psikotrop yang bekerja pada sistem saraf sentral.
 3 golongan senyawa psikofarmaka:
1. obat tidur (hipnotik)
2. obat penenang minor
3. obat penenang mayor (neuroleptik)
4. antidepresan
 Efek samping yang timbul dari penggunaan obat-obat psikofarmaka:
a. Mudah terjadi ketergantungan psikologis dan fisis, mungkin terjadi ketergantungan obat.
b. Depresi atau kehilangan sifat menahan diri dapat terjadi, yang akhirnya dapat menimbulkan kekacauan piker (confusion).
c. Semua depresan system saraf sentral merupakan kontraindikasi pada payah paru (asma, emfisema, dispnea oleh sebab-sebab lain).
d. Gangguan psikomotorik
e. Lekas marah, kegelisahan dan anksietas serinng terjadi bila obat dihentikan.

Hipnotik
Sebaiknya diberikan dalam jangka waktu pendek, 2-4 minggu cukup, walaupun sering timbul insomnia pantulan (rebound), bila pengobatan dihentikan. Oleh karena itu obat diberikan hanya beberapa malam saja tiap minggu.
Yang dianjurkan senyawa-senyawa benzodiazepin berkhasiat pendek:
- Nitrozepam (Dumolid, Mogadon)
- Flurazepam (Dalmadorm)
- Triazolam (Halcion)
Pada insomnia dengan kegelisahan (anksietas), senyawa-senyawa fenotiazin akan menolong:
- Tioridazin (melleril)
- Prometazin (Phenergan)

Obat Penenang Minor (Minor Tranquillizer)
Diazepam (valium) digunakan untuk anksietas, agitasi, spasme otot, delirium tremens hingga pada epilepsy. Pengobatan dengan benzodiazepin hanya diberikan pada anksietas hebat, dan max. 2 bulan sebelum dicoba dihentikan. Karena berkumulasinya benzodiazepin berkhasiat panjang, hingga khasiat obat berkurang (habituation).

Obat Penenang Mayor (Mayor Tranquillizer, Neuroleptics)
Payah otak (brain failure) menimbulkan gangguan-gangguan kelakuan berupa rasa takut, penderitaan batin, atau menimbulkan kegelisahan, keluyuran, kegaduhan, agresi hingga kekerasan karena halusinasi dan khayalan. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan sedatif walaupun pemberian sedatif tidak dianjurkan karena sering timbul imobilitas.
Yang paling sering digunakan ialah senyawa fenotiazin dan butirofenon:
- Klorpromazin (largactil)
- Tioridazin (melleril)
- Haloperidol (serenace, haldol)

Antidepresan
Gejala-gejala psikosomatik sering ditemukan pada depresi. Sebaliknya depresi sering merupakan komplikasi penyakit fisis.
Yang dinjurkan ialah senyawa-senyawa trisiklik dan tetrasiklik:
- Amitriptilin (Laroxyl)
- Imipramin (Tofranil)
- Mianserin (Tolvon)
- Maprotilin (Ludiomil)

 Obat-obat harus dimulai dengan dosis kecil yang kemudian ditingkatkan.
 Golongan benzodiazepin umumnya bermanfaat pada gangguan anksietas, namun pada anksietas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder- GAD) obat pilihannya ialah buspiron. Tapi pada awal pengobatan dikombinasikan dengan benzodiazepin. Pada anksietas panik obat pilihannya ialah alprazolam namun ada beberapa penelitian anksietas panik dapat diobati dengan antidepresan golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor).
 Obbesive Compulsive Disorder (OCD) ialah varian gangguan cemas namun obat yang efektif untuk gangguan ini adalah golongan antidepresan misalnya klomipramin maupun golongan SSRI seperti sertralin, paroksetin, fluoksetin, dan sebagainya. Fobia juga varian gangguan cemas dan berespons baik pada pengobatan antidepresan. Misalnya fobia social (social phobia) membaik dengan pemberian moklobemid (golongan RIMA-Reversible Inhibitory Monoamine Oksidase type A). Gangguan campuran anksietas-depresi juga memberikan perbaikan dengan obat-obat antidepresan.
 Beberapa obat antidepreasan yang baru seperti telah di sebut di atas antara lain:
- golongan SSRI : sertralin, paroksetin, fluoksetin, fluvoksamin
- Golongan RIMA : moklobemid
- Tianeptine
 Penggunaan psikofarmaka hendaknya bersama-sama dengan psikoterapi yang efektif sehingga hasilnya akan lebih baik.