Sabtu, 06 Juni 2009

RUMAH SAKIT DAN PASIENNYA.....MENGAPA HARUS BERAKHIR DI MEJA HIJAU? PRITA.....

Rasanya melihat perkembangan kasus prita yang berseteru dengan rumah sakit internasional omni sangat memperihatinkan, seharusnya hal ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. keluhan ibu Prita yang tadinya hanya berupa email kepada teman temannya malah menjadi BUMERANG dan menyeret ibu 2 anak ini ke meja hijau.

Bila saja ada komunikasi yang baik , tidak akan ada komplain dari pasien terhadap rumah sakit tempat nya dirawat.

Ketika seorang pasien datang ke UGD ,dengan keluhan utama, tidak serta merta dokter dapat menyimpulkan diagnosa pasti, karena memerlukan beberapa rangkaian pemeriksaan, sedangkan ketika seseorang dokter memutuskan pasiennya dirawat, pasti dengan pertimbangan medis dan dokter biasanya tidak serta merta pula dapat menyimpulkan dengan pasti diagnosa pasien, karena nya dikedokteran ada yang disebut different diagosis. dengan diagnosa tambahan kemungkinan. sehingga pasien ketika dirawat, harus memdapatkan penjelasan perkembangan penyakitnya.

CONTOH: BAGAIMANA KITA MENGHADAPI PASIEN DI UGD,DOKTER HARUS MENJELASKAN, BU" KEMUNGKINAN IBU MENDERITA.....,TAPI BELUM DIKETAHUI PASTI, KARENANNYA KITA HARUS MELAKUKAN SERANGKAIAN PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT, SEBAIKNYA IBU DIRAWAT. DAN BILA MEMANG BESOK MEMBAIK, IBU BISA PULANG.DENGAN GEJALA YANG IBU RASAKAN KEMUNGKINAN ADA BEBERAPA DIAGNOSA,KARENANYA SEBAIKNYA IBU DIRAWAT.

Sebagai contoh,demam pada seseorang bisa disebabkan oleh demam berdarah, thipoid,tonsilitis, infeksi parotitis (gondongan), trauma. karenanya anamnesa secara benar dan lengkap kita dapat memilah dari banyak penyakit menjadi beberapa different diagnosa saja. semuanya bergantung pada komunikasi kita kepada pasien,menjawab keraguan hati mereka dan memberikan ketenangan.

Adalah menjadi keharusan kita sebagai dokter menghormati keinginan pasien untuk mendapatkan informasi sejelas-sejelasnya atas pengobatan dan pemeriksaan yang didapat pada pasien, baik itu tujuan penyuntikan, obat apa saja,efek sampingnya, prosedur pemeriksaannya, apa yang dirasakan pasien bila ia mendapatkan obat tersebut atau tindakan yang dikenakan kepadanya.

Sebetulnya kita semua harus berbenah diri terhadap kinerja kita, keharusan kita lebih komunikatif terhadap pasien, bersikap lebih arif dalam menerima kritikan.

email ibu Prita disebarkan oleh yang tak bertanggung jawab, padahal hanya keluhan hati semata seorang pasien, tapi akhirnya menyingung sebuah rumah sakit besar.