Rasanya melihat perkembangan kasus prita yang berseteru dengan rumah sakit internasional omni sangat memperihatinkan, seharusnya hal ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. keluhan ibu Prita yang tadinya hanya berupa email kepada teman temannya malah menjadi BUMERANG dan menyeret ibu 2 anak ini ke meja hijau.
Bila saja ada komunikasi yang baik , tidak akan ada komplain dari pasien terhadap rumah sakit tempat nya dirawat.
Ketika seorang pasien datang ke UGD ,dengan keluhan utama, tidak serta merta dokter dapat menyimpulkan diagnosa pasti, karena memerlukan beberapa rangkaian pemeriksaan, sedangkan ketika seseorang dokter memutuskan pasiennya dirawat, pasti dengan pertimbangan medis dan dokter biasanya tidak serta merta pula dapat menyimpulkan dengan pasti diagnosa pasien, karena nya dikedokteran ada yang disebut different diagosis. dengan diagnosa tambahan kemungkinan. sehingga pasien ketika dirawat, harus memdapatkan penjelasan perkembangan penyakitnya.
CONTOH: BAGAIMANA KITA MENGHADAPI PASIEN DI UGD,DOKTER HARUS MENJELASKAN, BU" KEMUNGKINAN IBU MENDERITA.....,TAPI BELUM DIKETAHUI PASTI, KARENANNYA KITA HARUS MELAKUKAN SERANGKAIAN PEMERIKSAAN LEBIH LANJUT, SEBAIKNYA IBU DIRAWAT. DAN BILA MEMANG BESOK MEMBAIK, IBU BISA PULANG.DENGAN GEJALA YANG IBU RASAKAN KEMUNGKINAN ADA BEBERAPA DIAGNOSA,KARENANYA SEBAIKNYA IBU DIRAWAT.
Sebagai contoh,demam pada seseorang bisa disebabkan oleh demam berdarah, thipoid,tonsilitis, infeksi parotitis (gondongan), trauma. karenanya anamnesa secara benar dan lengkap kita dapat memilah dari banyak penyakit menjadi beberapa different diagnosa saja. semuanya bergantung pada komunikasi kita kepada pasien,menjawab keraguan hati mereka dan memberikan ketenangan.
Adalah menjadi keharusan kita sebagai dokter menghormati keinginan pasien untuk mendapatkan informasi sejelas-sejelasnya atas pengobatan dan pemeriksaan yang didapat pada pasien, baik itu tujuan penyuntikan, obat apa saja,efek sampingnya, prosedur pemeriksaannya, apa yang dirasakan pasien bila ia mendapatkan obat tersebut atau tindakan yang dikenakan kepadanya.
Sebetulnya kita semua harus berbenah diri terhadap kinerja kita, keharusan kita lebih komunikatif terhadap pasien, bersikap lebih arif dalam menerima kritikan.
email ibu Prita disebarkan oleh yang tak bertanggung jawab, padahal hanya keluhan hati semata seorang pasien, tapi akhirnya menyingung sebuah rumah sakit besar.
Sabtu, 06 Juni 2009
AWAS PENYAKIT MULUT TANGAN DAN KAKI...BILA ANDA SEKELUARGA BARU JALAN JALAN DARI LUAR NEGERI
AWAS PENYAKIT MULUT TANGAN DAN KAKI, YANG SEDANG MEREBAK DI DUNIA, TERUTAMA DI CINA, SINGAPORE , MALAYSIA,VIETNAM, DEPKES MELAKUKAN ANTISIPASI
PENYAKIT karena virus ini walaupun dapat sembuh sendiri, tapi juga dapat membawa kematian bila menyerang otak (meningitis), sehingga indonesia mulai mengantisipasi semua kemungkinan penyakit ini berjangkit dimasyarakat indonesia
hand, food, and mouth. Penyakit yang disebabkan Enterovirus 71 (E-71) berjangkit sejak tahun lalu,DI CINA telah menewaskan 34 anak-anak dan menginfeksi 24.932 anak lainnya di Provinsi Ahui di bagian selatan China. Di provinsi ini tempat kasus pertama dan paling parah dilanda penyakit ini. Kasus lainnya terdapat di kota Zhejiang dan kota Guangdong. Bahkan kasus serupa juga ditemukan di Singapura, Malaysia dan Vietnam.
Itu sebabnya, penyakit EV 71 tidak hanya menjadi perhatian serius pemerintah China. Negara di dunia juga terus mengamati perkembangan penyakit yang menyerang anak-anak itu. Tidak terkecuali, Pemerintah Indonesia telah mewaspadai dan memonitor rumah sakit – rumah sakit serta meminta agar segera melapor ke dinas kesehatan setempat jika terdapat kasus
Menurut dr. Nyoman Kandun, penyakit KTM disebabkan oleh Enterovirus, Coxsackie virus atau Echovirus. Penyakit ini berbeda dengan penyakit kuku dan mulut pada binatang. Gejalanya diawali demam (38-39 derajat celcius), nafsu makan turun dan nyeri menelan. Timbul vesikel dan ruam (melepuh kemerahan yang kecil dan merata) di dalam mulut. Juga di lidah, gusi atau pipi bagian dalam. Vesikel mudah pecah dan menjadi luka di mulut yang menyebabkan anak tidak mau makan.
Penyakit EV-71dapat dicegah. Karena itu masyarakat diminta meningkatkan kebersihan pribadi dengan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan, sesudah buang air besar. Tutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Pisahkan alat makan, alat kebersihan pribadi dan pakaian termasuk kaus kaki dan sepatu penderita. Masyarakat diingatkan untuk segera berobat ke dokter bila mengalami gejala seperti penyakit EV 71, kata dr. Nyoman Kandun.
Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut.
dr. Widodo Judarwoto, Sp. A., dari RS Bunda Jakarta, menyatakan penyebab penyakit KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah coxsackie A 16, sedangkan yang memerlukan perawatan penyebabnya adalah enterovirus 71 karena keadaannya lebih berat atau dengan komplikasi sampai berakibat kematian.
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus, ujar dr. W. Judarwanto.
Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39 derajat celcius) atau demam tidak turun-turun, denyut jantung sangat cepat, sesak, nafsu makan dan minum berkurang, muntah atau diare dengan dehidrasi, badan sangat lemah, kesadaran turun atau kejang-kejang. Bayi atau anak usia dibawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke rumah sakit.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit itu adalah infeksi selaput otak atau meningitis (aseptik meningitis, meningitis serosa atau non bakterial), infeksi otak atau encefalitis (bulbar), infeksi otot jantung atau miokarditis, paralisis akut flasid (kelumpuhan), infeksi paru atau pneumonia.
www.depkes.go.id
PENYAKIT karena virus ini walaupun dapat sembuh sendiri, tapi juga dapat membawa kematian bila menyerang otak (meningitis), sehingga indonesia mulai mengantisipasi semua kemungkinan penyakit ini berjangkit dimasyarakat indonesia
hand, food, and mouth. Penyakit yang disebabkan Enterovirus 71 (E-71) berjangkit sejak tahun lalu,DI CINA telah menewaskan 34 anak-anak dan menginfeksi 24.932 anak lainnya di Provinsi Ahui di bagian selatan China. Di provinsi ini tempat kasus pertama dan paling parah dilanda penyakit ini. Kasus lainnya terdapat di kota Zhejiang dan kota Guangdong. Bahkan kasus serupa juga ditemukan di Singapura, Malaysia dan Vietnam.
Itu sebabnya, penyakit EV 71 tidak hanya menjadi perhatian serius pemerintah China. Negara di dunia juga terus mengamati perkembangan penyakit yang menyerang anak-anak itu. Tidak terkecuali, Pemerintah Indonesia telah mewaspadai dan memonitor rumah sakit – rumah sakit serta meminta agar segera melapor ke dinas kesehatan setempat jika terdapat kasus
Menurut dr. Nyoman Kandun, penyakit KTM disebabkan oleh Enterovirus, Coxsackie virus atau Echovirus. Penyakit ini berbeda dengan penyakit kuku dan mulut pada binatang. Gejalanya diawali demam (38-39 derajat celcius), nafsu makan turun dan nyeri menelan. Timbul vesikel dan ruam (melepuh kemerahan yang kecil dan merata) di dalam mulut. Juga di lidah, gusi atau pipi bagian dalam. Vesikel mudah pecah dan menjadi luka di mulut yang menyebabkan anak tidak mau makan.
Penyakit EV-71dapat dicegah. Karena itu masyarakat diminta meningkatkan kebersihan pribadi dengan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan, sesudah buang air besar. Tutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Pisahkan alat makan, alat kebersihan pribadi dan pakaian termasuk kaus kaki dan sepatu penderita. Masyarakat diingatkan untuk segera berobat ke dokter bila mengalami gejala seperti penyakit EV 71, kata dr. Nyoman Kandun.
Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut.
dr. Widodo Judarwoto, Sp. A., dari RS Bunda Jakarta, menyatakan penyebab penyakit KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah coxsackie A 16, sedangkan yang memerlukan perawatan penyebabnya adalah enterovirus 71 karena keadaannya lebih berat atau dengan komplikasi sampai berakibat kematian.
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus, ujar dr. W. Judarwanto.
Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39 derajat celcius) atau demam tidak turun-turun, denyut jantung sangat cepat, sesak, nafsu makan dan minum berkurang, muntah atau diare dengan dehidrasi, badan sangat lemah, kesadaran turun atau kejang-kejang. Bayi atau anak usia dibawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke rumah sakit.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit itu adalah infeksi selaput otak atau meningitis (aseptik meningitis, meningitis serosa atau non bakterial), infeksi otak atau encefalitis (bulbar), infeksi otot jantung atau miokarditis, paralisis akut flasid (kelumpuhan), infeksi paru atau pneumonia.
www.depkes.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)