HUBUNGAN MOTIVASI BERIBADAH DAN KEKEBALAN STRESS DENGAN PENCEGAHAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK
(Studi Kasus pada Puskesmas Astapada Kabupaten Cirebon 2008)
thesis dr hj Liza(140.366.660) kabupaten Cirebon
(Studi Kasus pada Puskesmas Astapada Kabupaten Cirebon 2008)
thesis dr hj Liza(140.366.660) kabupaten Cirebon
ABSTRAK
Untuk mewujudkan Paradigma sehat sebagai salah satu usaha mandiri meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas, diharapkan tesis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam khazanah Psikologi Pendidikan Islam dan Kesehatan Masyarakat
Motivasi Ibadah adalah dorongan seseorang untuk berbakti kepada Allah untuk mencapai tujuan hidupnya, yang ditunjukan dengan hati dan prilaku yang baik yaitu untuk mendapat ridho Allah:’Sesungguhnya Shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ” (al-An’amm:162).
Kekebalan Stress adalah tingkat kekebalan stress seseorang yang diukur dengan sebuah skala yaitu skala Smith dan Miller pada penelitian ini penulis memodifikasi skala ini dalam bentuk yang lebih sederhana , bila kekebalan terhadap stress baik ,berarti seseorang telah mempunyai pola hidup yang baik, maka kekebalannya terhadap stressnya pun menjadi meningkat, sehingga seseorangpun tercegah dari gangguan fisik dan mental akibat stresor psikososial.
Gangguan psikosomatik adalah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut
Hasil penelitian ini bertujuan menjadi hubungan sejauh mana motivasi ibadah, dan kekebalan stress dapat mencegah seseorang dari gangguan psikosomatik.Dengan pendekatan kuantitatif empirik dengan metode survey, purposive sampling, terhadap 200 responden yang datang ke Puskesmas Astapada. Menggunakan kuesioner berskala likert melalui wawancara, kuesioner. Kemudian Dicari hubungan korelasi antara variabel-variabel yang ada. Variabel independen satu (X1 ) adalah motivasi ibadah, variabel independen dua (X2), kekebalan stress, dan variabel dependen (Y) adalah pencegahan Psikosomatik.
Hasil penelitian menunjukan terdapatnya hubungan yang positif kuat dan signifikan antara motivasi ibadah dengan pencegahan gangguan psikosomarik sebesar 0,763 atau 76,3 % .Terdapatnya hubungan positif sedang antara kekebalan stress dengan pencegahan gangguan psikosomatik sebesar 0,347 atau 34,7 %. Terdapat hubungan positif yang kuat 0,778 atau 77,8 % secara bersama-sama antara motivasi ibadah, kekebalan stress terhadap pencegahan gangguan psikosomatik. Sehingga motivasi ibadah yang tinggi dan peningkatan kekebalan stress yang dilakukan secara simultan akan meningkatkan pencegahan gangguan psikosomatik secara kuat.